Mesjid Raya Baiturrahman

Masjid Raya Baiturrahman dibangun pertama oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M, namun telah terbakar habis pada agresi tentara Belanda kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M.

Rumah Adat Aceh

Rumah tradisional Aceh oleh warga setempat disebut rumoh Aceh. Bentuknya seragam, yakni persegi empat memanjang dari timur ke barat. Konon, letak yang memanjang itu dipilih untuk memudahkan penentuan arah kiblat.

Museum Tsunami Aceh

Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum Tsunami Aceh terletak di pusat kota Banda Aceh kira-kira 1 Km dari Mesjid Raya Baiturrahman. Adapun fungsi museum ini adalah sebagai objek sejarah, sebagai pusat penelitian dan pembelajaran tentang bencana tsunami.

pantai Ulee Lheue

Salah satu pantai terindah di Aceh. Pantai ini sangat ramai dikunjungi pengunjung ketika sore hari untuk menikmati indahnya sunset yang tak akan pernah bisa dilupakan. Pantai ini pernah terkena terjangan tsunami tahun 2004.

Taman Sari

Ruang terbuka hijau yang terletak di tengah Kota Banda Aceh ini menyediakan beberapa fasilitas publik seperti taman bermain anak dan hotspot gratis. Taman ini merupakan taman terindah kota Banda Aceh.

Sunday, October 27, 2013

Lowongan Kerja Suzuya Banda Aceh II Mall Lamteumen Timur

Suzuya melebarkan usaha bisnisnya dengan membuka Suzuya Superstore Banda Aceh II Mall di lokasi eks Terminal Lama Lamteumen Timur, Banda Aceh. Suzuya memberikan kesempatan kepada yang ingin bergabung dengan posisi sebagai berikut:

A. Supervisor
B. Junior Supervisor
C. Visual Marchandising
D. IT Personil
E. Kasir
F. Logistik
G. ADM personalia
H. Pramuniaga
I. Security
J. Teknisi.

Persyaratannya sebagai berikut:
1. Pria dan Wanita (A-H)
2. Pendidikan Minimal D3 (A,D,E,F,G)
3. Pendidikan Minimal D1 (B, C)
4. Pendidikan Minimal SMU (H)
5. Maximal Usia 26 (A,B,D,G)
6. Maximal Usia 23 (E, H)
7. Maximal Usia 28 (I, J)

Lamaran diantar langsung ke:
Suzuya Superstore II, Jl. Teuku Umar, Ex Terminal Lama
Gampong Lamteumen Timur, Banda ACeh

Batas terakhir pengiriman lamaran:
Tidak dicantumkan dalam pengumuman resmi, namun grand-opening Suzuya Superstore II Banda Aceh Tanggal 27 November 2013.

Saturday, October 26, 2013

Gelar-Gelar Suku Aceh

Suku Aceh mempunyai beberapa gelar yang digunakan pada jaman dahulu (jaman kerajaan Aceh), bahkan sebagian masih dipergunakaan hingga sekarang. Gelar-gelar tersebut masih akrab terdengar di telinga kita karena masih dipergunakan oleh keturunan-keturunannya seperti gelar "teuku". Pada postingan kali saya mengepost beberapa gelar suku Aceh yang masih dipergunakan atau tidak yang saya kutip dari beberapa sumber.


1. TEUNGKU
Gelar keagamaan yang diberikan kepada santri atau guru mengaji yang memiliki pengetahun tinggi mengenai kitab-kitab serta AlQuran dan gelar ini diberikan baik kepada pria maupun wanita

2. TEUKU 
Sebuah gelar ningrat atau kebangsawan khusus untuk pria suku Aceh yang memiliki kekuasaan memimpin wilayah nanggro dan bersifat turun temurun , seringka orang Indonesia diluar Aceh salah dalam penulisan serta penyebutannya. Misalnya Teungku/Tengku Umar padahal Teuku Umur , dan justru mereka menyebutkan Teungku/Tengku Wisnu padahal Teuku Wisnu dan yang lainnya 

3. POCUT
Gelar untuk keturunan bangsawan wanita sama dengan gelang Teuku dan bersifat turun temurun. 

4. LAKSAMANA
Sebuah istilah dalam bahasa Melayu yang artinya panglima tertinggi di angkatan laut , nama Laksamana digunakan karena Aceh juga termasuk ke dalam Bangsa Melayu .

5. ULEEBALANG
Gelar raja peninggalan sistem monarki yang sempat digunakan di Aceh selama berabad-abad. Kini keturunan tersebut diberi gelar Teuku untuk pria dan Pocut untuk wanita

6. CUT
Gelar kebangsaan di Aceh yang di peruntukkan untuk kaum perempuan. Gelar ini diturunkan sampai pula ke anak cucu dan hampir sama dengan Pocut mungkin keanekaragaman wilayah (red-mungkin)

7. MEURAH
Gelar raja-raja di Aceh sebdlum datangnya agama Islam dan dalam bahasa Gayo artinya Marah

8. PANGLIMA SAGO
Gelar yang diberi kepada orang yang meneruskan pemerintahan jikalau raja meninggal sementara anaknya masih kecil

kerajaan Lamuri (Aceh rayeuk/Aceh Lhee Sagoe)


Data tentang sejarah berdirinya Kesultanan Lamuri masih simpang siur. Data yang pernah dikemukakan sejumlah orang tentang kesultanan ini masih bersifat spekulatif dan tentatif. Tulisan ini masih sangat sederhana dan bersifat sementara karena keterbatasan data yang diperoleh.

Secara umum, data tentang kesultanan ini didasarkan pada berita-berita dari luar, seperti yang dikemukakan oleh pedagang-pedagang dan pelaut-pelaut asing (Arab, India, dan Cina) sebelum tahun 1500 M. Di samping itu, ada beberapa sumber lokal, seperti Hikayat Melayu dan Hikayat Atjeh, yang dapat dijadikan rujukan tentang keberadaan kesultanan ini. 

Data tentang lokasi kesultanan ini juga masih menjadi perdebatan. W. P. Groeneveldt, seorang ahli sejarah Belanda, menyebut bahwa kesultanan ini terletak di sudut sebelah barat laut Pulau Sumatera, kini tepatnya berada di Kabupaten Aceh Besar. Ahli sejarah lainnya, H. Ylue menyebut bahwa Lambri atau Lamuri merupakan suatu tempat yang pernah disinggahi pertama kali oleh para pedagang dan pelaut dari Arab dan India. Menurut pandangan seorang pengembara dan penulis asing, Tome Pires, letak Kesultanan Lamuri adalah di antara Kesultanan Aceh Darusalam dan wilayah Biheue. Artinya, wilayah Kesultanan Lamuri meluas dari pantai hingga ke daerah pedalaman. 

Menurut Said, (1961 : 33-34) Lamuri letaknya di Aceh Besar sekarang. Tentang nama Lamuri banyak ejaannya, ada Lambri sebagaimana di sebut oleh Marco Pol lo. Ada Ramini, Ramni atau Lameri, sebagaimana disebut oleh orang- orang Arab. Sejarah melayupun menyebut Lamuri. Orang Tionghoa menyebutnya Lan-li, Lan-wuli, Nan-wuli dan Nanpoli. Menurut In Khordadzbeh (meningga tahun 885) menyebut pula Rami dimana didapati binatang badak, letaknya Sailan, penghasil kemenyan. Saudagar Sulayman (th.851) mencerita perlawatannya lewat lautan India dalam ”Silsilah-al Tawarrikh”, bahwa pulau yang dikunjunginya dibagian ini bernama Ramni. Abu Zayd Hasan (th.916) menyebut Rami, dan juga menceritakan tentang kemenyan dan kapur barus. Mas’udi (meninggal tahun 945) menulis lebih banyak, dia menyebutnya Al-Ramin, dimana didapati tambang emas dan letaknya dekat pulau Fansur yang masyur dengan kapurnya. Seorang muslim parsi bernama Bozorg (955) takkala menunjuk Sriwijaya menyebut letaknya diselatan Lameri. Menurut Bozorg, dari pantai Barus dapat dilakukan perjalanan lewat darat ke Lameri. Ini berarti bahwa masa Sriwijaya, Lameri Aceh sudah berdiri. 

Disamping itu menurut Yuanzhi, (2000: 96) pada musim dingin tahun Yong Le ke- 11 (tahun 1413) armanda Ceng Ho berlayar ke Samudra Barat untuk ke empat kalinya. Armadanya mula-mula ke Campa, kemudian berturut-turut berkunjung ke Jawa, Palembang Malaka, Aceh dan sebagainya. 

Disamping itu Yuanzhi, (2000: 115) menambahkan , bila bertolak dari Kerajaan Pasai menuju ke sebelah barat, kapal akan sampai di Kerajaan Lambri(Lamuri) setelah berlayar 3 hari 3 malam di bawah angin buritan. Baik sang raja maupun rakyatnya muslim. Di sebelah barat dan utaranya menghadap laut luas. Di sebelah selatannya adalah gunung. Sebelah timurnya berbatasan dengan Kerajaan Lide. 

Menurut Zainuddin,(1961: 23) setelah lebih kurang 400 Masehi dan sesudah kedatangan portugis, nama Lambri tak pernah disebut-sebut lagi, melainkan Achem (Atjeh). Orang Portugis dan Italia biasanya mengatakan Achem, Achen dan orang Arab menyebutkan lagi : Asji, atau juga Dachem, dagin, Dacin. Penulis-penulis Perancis mengatakan: Achem, Achen, Achin, Acheh, orang Inggris menyebutnya Atcheen, Acheen, Achin, Acheh, orang Belanda menyebutnya Achem, Achim, Atchin, Atchein, Atjin, Atsjim, Atsjeh dan akhirnya Atjeh. Orang Atjeh sendiri mengatakan ”Atjeh”, begitu pula nama daerah ini tersebut dalam tarikh Melayu. Undang-undang melayu, di dalam surat – surat Atjeh lama ( sarakata ) dan pada mata-mata uang Atjeh, emas(dirham), uang timah (keueh) Atjeh dan sebagainya di sebut Atjeh. 

Menurut T. Iskandar dalam disertasinya De Hikayat Atjeh (1958), diperkirakan bahwa kesultanan ini berada di tepi laut (pantai), tepatnya berada di dekat Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. H. M. Zainuddin, salah seorang peminat sejarah Aceh, menyebutkan bahwa kesultanan ini terletak di Aceh Besar dekat dengan Indrapatra, yang kini berada di Kampung Lamnga. Peminat sejarah Aceh lainnya, M. Junus Jamil, menyebutkan bahwa kesultanan ini terletak di dekat Kampung Lam Krak di Kecamatan Suka Makmur, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 

Berdasarkan sejumlah data di atas, sejarah berdirinya dan letak kesultanan ini masih menjadi perdebatan di kalangan pakar dan pemerhati sejarah Aceh. Namun demikian, dapat diprediksikan bahwa letak Kesultanan Lamuri berdekatan dengan laut atau pantai dan kemudian meluas ke daerah pedalaman. Persisnya, letak kesultanan ini berada di sebuah teluk di sekitar daerah Krueng Raya. Teluk itu bernama Bandar Lamuri. Kata “Lamuri” sebenarnya merujuk pada “Lamreh” di Pelabuhan Malahayati (Krueng Raya). Istana Lamuri sendiri berada di tepi Kuala Naga (kemudian menjadi Krueng Aceh) di Kampung Pande sekarang ini dengan nama Kandang Aceh. 

Berdasarkan sumber-sumber berita dari pedagang Arab, Kesultanan Lamuri telah ada sejak pertengahan abad ke-IX M. Artinya, kesultanan ini telah berdiri sejak sekitar tahun 900-an Masehi. Pada awal abad ini, Kerajaan Sriwijaya telah menjadi sebuah kerajaan yang menguasai dan memiliki banyak daerah taklukan. Pada tahun 943 M, Kesultanan Lamuri tunduk di bawah kekuasaan Sriwijaya. Meski di bawah kekuasaan Sriwijaya, Kesultanan Lamuri tetap mendapatkan haknya sebagai kerajaan Islam yang berdaulat. Hanya saja, kesultanan ini memiliki kewajiban untuk mempersembahkan upeti, memberikan bantuan jika diperlukan, dan juga datang melapor ke Sriwijaya jika memang diperlukan. 

Menurut Prasasti Tanjore di India, pada tahun 1030 M, Kesultanan Lamuri pernah diserang oleh Kerajaan Chola di bawah kepemimpinan Raja Rayendracoladewa I. Pada akhirnya, Kesultanan Lamuri dapat dikalahkan oleh Kerajaan Chola, meskipun telah memberikan perlawanan yang sangat hebat. Bukti perlawanan tersebut mengindikasikan bahwa Kesultanan Lamuri bukan kerajaan kecil karena terbukti sanggup memberikan perlawanan yang tangguh terhadap kerajaan besar, seperti Kerajaan Chola. 

Berdasarkan sumber-sumber berita dari pedagang Arab, Kesultanan Lamuri merupakan tempat pertama kali yang disinggahi oleh oleh pedagang-pedagang dan pelaut-pelaut yang datang dari India dan Arab. Ajaran Islam telah dibawa sekaligus oleh para pendatang tersebut. Berdasarkan analisis W. P. Groeneveldt, pada tahun 1416 M semua rakyat di Kesultanan Lamuri telah memeluk Islam. Menurut sebuah historiografi Hikayat Melayu, Kesultanan Lamiri (maksudnya adalah Lamuri) merupakan daerah kedua di Pulau Sumatera yang diislamkan oleh Syaikh Ismail sebelum ia mengislamkan Kesultanan Samudera Pasai. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Kesultanan Lamiri jelas merupakan salah satu kerajaan Islam di Aceh. 

Menurut Hikayat Atjeh, salah seorang sultan yang cukup terkenal di Kesultanan Lamuri adalah Sultan Munawwar Syah. Konon, ia adalah moyang dari salah seorang sultan di Aceh yang sangat terkenal, yaitu Sultan Iskandar Muda. Pada akhir abad ke-15, pusat pemerintahan Kesultanan Lamuri dipindahkan ke Makota Alam (kini dinamakan Kuta Alam, Banda Aceh) yang terletak di sisi utara Krueng Aceh. Pemindahan tersebut dikarenakan adanya serangan dari Kerajaan Pidie dan adanya pendangkalan muara sungai. Sejak saat itu, nama Kesultanan Lamuri dikenal dengan nama Kesultanan Makota Alam. 

Dalam perkembangan selanjutnya, tepatnya pada tahun 1513 M, Kesultanan Lamuri beserta dengan Kerajaan Pase, Daya, Lingga, Pedir (Pidie), Perlak, Benua Tamian, dan Samudera Pasai bersatu menjadi Kesultanan Aceh Darussalam di bawah kekuasaan Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M). Jadi, bisa dikatakan bahwa Kesultanan Lamuri merupakan bagian dari cikal bakal berdirinya Kesultanan Aceh Darussalam. Nama kesultanan ini berasal dari salah satu desa di Kabupaten Aceh Besar, yang pusat pemerintahannya berada di Kampung Lamreh. 

2. Silsilah 
(Masih dalam proses pengumpulan data) 

3. Periode Pemerintahan 
Kesultanan Lamuri berumur sekitar lebih dari 6 abad karena terhitung sejak tahun 900-an hingga tahun 1513. Kesultanan ini berakhir setelah menyatu bersama dengan beberapa kerajaan lain di Aceh ke dalam Kesultanan Aceh Darussalam. 

4. Wilayah Kekuasaan 
Wilayah kekuasaan Kesultanan Lamuri mencakup daerah yang kini dikenal sebagai wilayah administratif Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, Indonesia. 

5. Struktur Pemerintahan 
Struktur pemerintahan Kesultanan Lamuri tidak jauh berbeda dengan struktur pemerintahan yang berlaku di Kesultanan Samudera Pasai karena kedua kesultanan ini memiliki pola pemerintahan yang berdasarkan pada konsep Islam dan konsep maritim (kelautan). Dalam struktur pemerintahan Kesultanan Lamuri, sultan merupakan penguasa yang tertinggi. Ia dibantu oleh sejumlah pejabat lainnya, yaitu seorang perdana menteri, seorang bendahara, seorang komandan militer Angkatan Laut (dengan gelar laksamana), seorang sekretaris, seorang kepala Mahkamah Agama (atau disebut sebagai qadhi), dan beberapa orang syahbandar yang bertanggung jawab pada urusan pelabuhan (biasanya juga berperan sebagai penghubung komunikasi antara sultan dan pedagang-pedagang dari luar). 


6. Kehidupan Sosial-Budaya 
Kesultanan Lamuri merupakan kerajaan laut agraris. Artinya, dasar kehidupan masyarakat di kesultanan ini di samping mengandalkan hasil pertanian juga mengandalkan hasil perdagangan yang dilakukan masyarakat sekitar dengan pedagang-pedagang dari luar, seperti dari Arab, India, dan Cina. Hasil perdagangan yang dimaksud berupa lada dan jenis rempah-rempah lain, emas, beras, dan hewan ternak. Hasil-hasil perdagangan tersebut memang telah mengundang perhatian banyak perdagangan dari luar untuk datang ke Lamuri dan wilayah Aceh secara keseluruhan. 


(Rampagoe B@ng Dj) 
Sumber: 
* A.Rani Usman “Kerajaan Lamuri”, Sejarah Peradaban Aceh : Yayasan Obor Indonesia, 2003. 
* “Kerajaan Lamuri”, dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kerajaan_Lamuri, diakses tanggal 15 Desember 2007. 
*“Pariwisata Nangroe Aceh Darussalam”, dalam http://www.tamanmini.com/anjungan/nad/pariwisata/kota_banda_aceh, 
* Sufi, Rusdi dan Agus Budi Wibowo. 2006. Kerajaan-Kerajaan Islam di Aceh. Banda Aceh: Badan Perpustakaan Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. 

sumber: atjehlheesagoe.blogspot.com 

Thursday, October 24, 2013

Download Contoh Laporan SM3T Lengkap


Saya salah salah peserta SM3T Asal LPTK Unsyiah penempatan Sanggau, Kal-bar Tahun 2012-2013. Bulan lalu kami baru saja pulang dari pengabdian kami di daerah terpencil sebagai seorang guru. Pengalaman yang begitu mengesankan, sarana pendukung yang sangat minim dan kondisi alam yang benar-benar menantang sudah kami lalui. Akhirnya sebagai syarat untuk mengikuti PPG-SM3T kami diwajibkan untuk menyampaikan laporan kepada LPTK. Alhamdulillah Laporan saya sudah 100% rampung dan saya bagikan disini bagi kawan-kawan yang sedang mencari sedikit referensi. Terimakasih sudah berkunjung.

Pengumuman Tes Kesehatan dan Kesamaptaan Kemenkumham Kanwil Aceh Tahun 2013

Salam. Nama-nama peserta tes yang lulus  dalam Tes Kesehatan dan Kesamaptaan Kemenkumham Kanwil Aceh Tahun 2013 sudah diumumkan. Karena pengumumannya baru saja dirilis, pengumuman disitus resmi nya susah diakses, untuk itu saya bagi disini karena saya sempat mendowloadnya tadi.

Friday, October 18, 2013

Bagaimana Cara Upgrade ke Windows 8.1?


Sistem operasi terbaru dari Microsoft, Windows 8.1, sudah bisa diunduh sejak 18 Oktober 2013. Microsoft membawa beberapa fitur baru dan memperbaiki masalah yang sebelumnya ada di Windows 8.

Perubahan besar pada Windows 8.1, adalah kembalinya tombol Start di sisi kiri bawah. Anda tentu penasaran ingin mencicipi sistem operasi ini, berikut cara melakukan upgrade ke Windows 8.1 bagi pengguna Windows 8, WIndows 7, Windows Vista dan XP,

Windows 8

Bagi pengguna Windows 8, Anda bisa mengunduh Windows 8.1 secara gratis dari toko aplikasi Windows Store.

Sebelum mengunduhnya, pastikan Anda memiliki ruang penyimpanan data bebas sebesar 3,5GB sampai 4GB. Pastikan pula bahwa Anda telah melakukan back-up dokumen-dokumen penting yang tersimpan dan melakukan update driver.

Perangkat lunak yang sudah terpasang di Windows 8 tidak terhapus jika pengguna melakukan upgrade ke Windows 8.1.



Jika Anda sudan siap, maka masuklah ke toko aplikasi Windows Store. Pilih menu Charms, lalu Settings, klik Your Account, dan Sign in. Anda tinggal memilih Update to Windows 8.1 for free.




Jika opsi tersebut tidak tersedia, maka Anda diharuskan memperbarui Windows patch. Caranya, kembali ke menu Start, masuk ke bar Charms. Kemudian pilih Settings, Change PC settings, dan klik Windows Update. Cek semua update yang tersedia dan install semuanya. Setelah itu, Anda harus melakukan restart.



Jika Anda telah melakukan semua langkah tersebut, namun belum ada pilihan upgrade ke Windows 8.1, Anda harus bersabar sejenak. Karena, mungkin Microsoft memberikan upgrade Windows 8.1 secara bertahap dalam waktu yang berbeda untuk penggunanya.

Windows 7

Anda harus mengeluarkan uang untuk memperbarui sistem operasi Windows 7 ke Windows 8.1. Windows 8.1 Home dihargai sekitar 119.99 dollar AS, sedangkan Windows 8.1 Pro dibanderol lebih mahal, yakni 199,99 dollar AS.

Sistem operasi Windows 8.1 bisa diunduh secara online dari situs web Microsoft, atau membeli kepingan DVD di toko retail terdekat dari tempat tinggal Anda.

Sebelum memperbarui sistem operasi ke Windows 8.1, pastikan spesifikasi perangkat keras komputer Anda mendukung syarat minimum, setidaknya memakai prosesor dengan clock speed 1GHz, RAM 1GB untuk versi 32-bit atau RAM 2GB untuk versi 64-bit, ruang bebas di hard drive 16GB untuk versi 32GB atau 20GB untuk versi 64-bit, dan kartu grafis yang mendukung DirectX 9.

Pastikan Anda melakukan back-up atas dokumen dan perangkat lunak penting. Instalasi Windows 8.1 pada komputer yang sebelumnya menjalankan Windows 7, akan menghapus semua pengaturan dan perangkat lunak yang sudah terpasang.

Windows Vista dan XP

Bagi pengguna Windows Vista dan XP, tak ada cara mudah untuk memperbarui sistem operasi ke Windows 8.1. Anda tak bisa mengunduh Windows 8.1 secara online.

Cara satu-satunya adalah membeli kepingan DVD Windows 8.1 yang tersedia di toko retail terdekat. Windows 8.1 Home dihargai sekitar 119.99 dollar AS, sedangkan Windows 8.1 Pro dibanderol lebih mahal, yakni 199,99 dollar AS.

Karena Anda melakukan install ulang, maka semua pengaturan dan perangkat lunak Anda akan terhapus. Sangat disarankan untuk melakukan back-up dokumen penting.

via tekno.kompas.com

Xperia Z Ultra, Layar Jumbo Performa Jago


Pertama kali melihat Sony Xperia Z Ultra, dimensi fisiknya yang terbilang luar biasa besar akan segera menyita perhatian. Dengan bentang layar mencapai 6,4 inci, perangkat ini bisa salah dikira sebagai tablet.

Pembuatnya sendiri, Sony, menyebut Xperia Z Utra sebagai smartphone, meski mungkin lebih tepat disebut sebagai "phablet", mengacu pada sebuah kategori perangkat yang lebih besar dari smartphone tetapi masih lebih kecil dari tablet. Jadilah ia salah satu ponsel pintar terbongsor yang beredar saat ini.

Di balik bodi yang lebar itu, Xperia Z Ultra masih menyimpan sejumlah fitur andalan. Apa saja? Simak ulasan berikut ini.

Paket penjualan


Kotak kemasan Sony Xperia Z Ultra

Xperia Z Ultra datang dengan kemasan berwarna putih khas Sony, hanya ukurannya lebih besar dibandingkan kotak serupa milik perangkat lain untuk menampung ponsel pintar berukuran jumbo di dalamnya.

Di samping unit ponsel, Sony turut membundel sejumlah kelengkapan wajib untuk smartphone masa kini seperti charger beserta kabel data micro-USB, beberapa dokumen tertulis, dan earphone model in-ear.


Kelengkapan tambahan yang menyertai Sony Xperia Z Ultra


Sedikit berbeda dari ponsel pintar lainnya, Sony juga membundel sebuah leather case untuk Xperia Z Ultra yang akan melindungi perangkat ini sekaligus bisa digunakan sebagai stand. Di sisi belakang cover terdapat lubang untuk kamera.

Xperia Z Ultra sendiri akan langsung menyambut begitu kotak dibuka. Perangkat ini lebarnya hampir sama dengan kemasan pembungkusnya.

Desain

Ukuran luar biasa dari Xperia Z Ultra semakin terasa saat ia disandingkan dengan Xperia Z, tanpa embel-embel "ultra". Meski sebenarnya termasuk besar dengan bentang layar 5 inci, flagshipterdahulu dari Sony itu tampak mungil di samping Xperia Z Ultra.

Untunglah, meski berukuran besar, Xperia Z Ultra ternyata masih terbilang enteng. Berat perangkat ini yang mencapai kisaran 200 gram terasa ringan dibanding bodinya yang bongsor. Bobot Xperia Z Ultra hanya berselisih sekitar 60 gram dibanding Xperia Z. 

Xperia Z Ultra pun tampak sangat ramping dengan ketebalan hanya 6,5 mm. Ia lebih tipis dibandingkan Xperia Z (7,9 mm), dan bahkan termasuk salah satu ponsel tertipis di dunia yang hanya berselisih sedikit dari Huawei Ascend (6,2 mm).

oik yusuf/ kompas.com
Penampilan bagian depan dan belakang Xperia Z Ultra

Di luar ukurannya itu, tampang Xperia Z Ultra sendiri tak jauh berbeda dibanding smartphone Xperia seri atas lainnya dari Sony, dengan desain kotak yang terlihat sedikit kaku.

Sisi depan dan belakang perangkat ini berwarna hitam dan dilapis kaca mengilap. Sony juga menyediakan varian lain dengan bagian belakang berwarna putih dan ungu. Kombinasi fisik tipis, ukuran besar, dan lapisan kaca licin membuat Xperia Z Ultra agak sulit digenggam.

Bagian muka Xperia Z Ultra tampak simple, dengan tiga buah softbutton "home", "return" dan satu lagi yang akan menampilkan jendela multitasking. Logo Sony terletak di sisi atas bagian depan dan belakang, di bawah unit kamera yang hadir tanpa lampu flash.

Sisi samping perangkat ini pun relatif "bersih" karena hampir semua konektor disembunyikan di balik penutup khusus yang kedap debu dan air. Xperia X Ultra memang mengusung kapabilitas anti-air, yang menjadi salah satu kelebihannya dibanding produk sejenis.

oik yusuf/ kompas.com
Sisi kanan Sony Xperia Z Ultra
oik yusuf/ kompas.com
Sisi kiri Sony Xperia Z Ultra memuat konektor docking untuk keperluan mengisi baterai

Bagian kanan Xperia Z Ultra membuat tombol power, pengatur volume, konektor jack audio 3,5 mm, serta slot micro-SIM card dan micro-SD. Sebuah nampan mungil digunakan sebagai tempat micro-SIM yang akan disisipkan ke dalam ponsel. 

Meski juga dipakai oleh sejumlah ponsel lain yang juga mengusung desain unibody, cara ini terasa agak merepotkan, terlebih karena slot SIM card terletak di balik penutup anti-air. Untunglah, nampan micro-SIM milik Xperia Z Ultra bisa diakses dengan mudah tanpa memakai alat khusus, cukup diraih dengan kuku jari saja.


oik yusuf/ kompas.com
Slot micro-SIM Sony Xperia Z Ultra


Port micro-USB terletak di sisi kiri dan juga tersembunyi di balik penutup khusus. Pengguna harus membuka penutup ini setiap kali akan menghubungkan kabel USB ke ponsel. 

Layar

Tak bisa dipungkiri, daya tarik utama ponsel ini terletak pada layarnya. Resolusi yang diusung memang sama dengan smartphone kelas atas lain dari Sony (1920x1080), tapi produsen itu agaknya sedikit melakukan scaling user interface untuk mengoptimalkan display lega milik Xperia Z Ultra.

Pada gambar di bawah, misalnya Xperia Z tampak mungil dibandingkan Xperia Z Ultra. Secara default, Xperia Z Ultra juga mampu menampung jumlah icon aplikasi yang lebih banyak di deretan shortcut yang terletak di atas tombol "home", meski dengan ukuran icon yang lebih kecil.

oik yusuf/ kompas.com
Sony Xperia Z Ultra (kiri) dibandingkan dengan Xperia Z

Dengan menerapkan scaling tersebut, Sony Xperia Z Ultra mampu menampilkan lebih banyak konten di layar dibandingkan smartphone lain yang memiliki resolusi sebanding. Ini sangat terasa ketika pengguna melakukan hal-hal, seperti berselancar di web. Tampilan Sony Xperia Z Ultra terlihat lebih lega dibanding smartphone lain.

Akan tetapi, karena scaling user interface ini, Xperia Z Ultra menampilkan teks berukuran relatif kecil. Bandingkan tulisan keterangan tanggal pada gambar perbandingan dua smartphone di atas. Aplikasi-aplikasi pihak ketiga pun bisa bermasalah dengan hal tersebut. 

Aplikasi terkenal semacam Twitter dan Google Maps bisa beradaptasi dengan baik, namun tampilan beberapa judul lainnya, seperti benchmark dalam screenshot di bagian "Performa" dari artikel ini, menampilkan font dalam ukuran yang relatif kecil dibanding ukuran layar sehingga agak sulit dibaca. Situ web versi mobile dari sejumlah situs -termasuk Kompas Tekno- pun bisa terlhat seperti "melar" karena efek scaling tadi.

Ketika dipakai bermain game atau menonton video, Layar Xperia Z Ultra mampu memukau penggunanya. Selain karena ukurannya, teknologi Triluminos yang diterapkan Sony pada ponsel ini benar-benar mampu menghasilkan tampilan berkualitas tinggi, dipandang dari sudut manapun. 


oik yusuf/ kompas.com
Layar Sony Xperia Z Ultra memiliki kualitas tampilan sangat baik

Secara subyektif, display Xperia Z Ultra bisa dikatakan sedikit lebih baik dibandingkan Xperia Z. Kontrasnya tinggi, menampilkan warna hitam dengan sangat pekat. Warna-warna pun cemerlang tanpa mengalami oversaturation seperti yang terjadi pada beberapa jenis display AMOLED. 

Software

Xperia Z Ultra datang dengan sistem operasi Android 4.2.2 dalam balutan user interface khas Sony. Secara default terdapat lima buah homescreen yang tak terlalu disesaki berbagai macam service atau aplikasi ekstra.  Dalam hal ini, yang disertakan termasuk player musik Sony Walkman dan layanan toko konten Sony Select.


oik yusuf/ kompas.com
Tampilan antar muka Sony Xperia Z Ultra

Sony menyediakan sejumlah opsi tambahan kustomisasi homescreen di samping shortcut widget dan aplikasi, yaitu pilihan wallpaper dan themes yang bisa diakses langsung dari layar home dengan melakukan zoom out.

Tampilan menu utama aplikasi bisa diorganisasikan lewat sejumlah pilihan yang bisa diakses dengan menggeser layar ke kiri sehingga memunculkan sidebar tambahan. Menghapus aplikasi juga bisa dilakukan dari sini.


oik yusuf/ kompas.com
Layar lockscreen Sony Xperia Z Ultra

Sebagaimana ponsel lain dengan OS Android 4.2 ke atas, lockscreen pada Xperia Z Ultra pun menyediakan akses langsung ke aplikasi kamera dan bisa diimbuhi beberapa macam widget. Pilihannya cukup beragam, mencakup e-mail, kalender, dan Google Now.

Tambahan lain yang cukup menarik untuk soal multi-tasking adalah kemampuan menampilkan lebih dari satu window aplikasi sekaligus dalam satu layar. Ukuran window dapat diubah-ubah sesuai keinginan. Bisa memenuhi setengah layar, seperempatnya, atau hanya menempati sudut kecil saja.

oik yusuf/ kompas.com
Bebrapa window aplikasi tertentu bisa dibuka secara bersamaan dalam satu layar

Akan tetapi, seperti pada ponsel lain yang menerapkan konsep serupa, hanya beberapa aplikasi kecil saja yang bisa ditampilkan dalam mode ini, seperti kalkulator, timer, dan browser. Mereka bisa diakses dari kolom bagian bawah di dalam menu multi-tasking.

Masih soal layar, layaknya phablet, pengguna bisa menggambar dan menulis dengan tangan di layar Xperia Z Ultra. Tak ada perangkat khusus semacam stylus yang disertakan, tapi Sony mengklaim bahwa pengguna bisa memakai pulpen atau pensil biasa untuk menggambar di layar ponsel ini.

Dalam praktiknya, hal tersebut ternyata relatif sulit dilakukan. Untuk beberapa jenis alat tulis, Xperia Z Ultra kesulitan mendeteksi input. Layar pun rawan tergores ujung pena yang tajam meski sudah dilapis Gorilla Glass. 


oik yusuf/ kompas.com
Sony Xperia Z Ultra mendukung penggunaan berbagai macam alat tulis sebagai stylus. Sayang kemampuannya terbatas

Salah satu yang bekerja paling baik di atas layar Xperia Z Ultra adalah sebuah pensil 2B. Meski bisa dipakai untuk mencorat-coret dengan lancar, Xperia Z Ultra tidak memiliki kemampuan pressure sensitive seperti perangkat sejenis yang dilengkapi stylus. Alhasil, ponsel ini kurang cocok untuk dipakai menggambar dengan "serius".

Performa

Ponsel lain mungkin ada yang ukurannya menyaingi Xperia Z Ultra, tapi perangkat ini menunjukkan kelas tersendiri sebagai perangkat high-end versi "jumbo" yang menjadi andalan pembuatnya.

Di balik fisiknya yang elegan, minimalis dan dibuat dengan indah itu, Xperia Z Ultra menyimpan tenaga buas. Dapur pacu perangkat ini diperkuat prosesor Snapdragon 800 berkecepatan 2,3 GHz yang tak lain merupakan salah satu prosesor mobile berbasis ARM terkencang yang ada sekarang.


oik yusuf/ kompas.com
Hasil benchmark AnTuTu, Quadrant, dan 3D Mark Sony Xperia Z Ultra tergolong sangat tinggi

Hasilnya bisa dilihat dalam bentuk angka-angka fantastis di berbagai benchmark yang mendudukkan Xperia Z Ultra di urutan teratas. Kinerjanya melewati sang kakak, Xperia Z, apalagi kalau dibandingkan dengan para jagoan tua dari generasi terdahulu.

Besarnya kekuatan Xperia Z Ultra tersalur pada pengalaman memakainya yang bebas lag, meski ponsel ini terasa sedikit panas ketiga menjalankan aplikasi kelas berat, seperti game dengan grafis kompleks. 

Performa mumpuni tak lantas membuat Xperia Z Ultra jadi boros daya. Berdasarkan pengalamanKompas Tekno, baterai 3.000 mAh milik perangkat ini ternyata bisa bertahan lebih dari seharian tanpa terhubung ke charger.

Untuk memperpanjang umur baterai Xperia Z Ultra, Sony turut menyediakan sebuah mode khusus bernama "Stamina Mode", di mana perangkat ini akan mematikan  koneksi data dari jaringan seluler dan wifi ketika ponsel dalam keadaan Sleep. 

Download dan upload yang sedang dilakukan akan diselesaikan dulu sebelum memutus koneksi data dalam Stamina Mode. Pengguna pun masih bisa menerima panggilan dan SMS, serta mendengar musik.

oik yusuf/ kompas.com
Sony Xperia Z Ultra menyediakan beberapa opsi mode untuk menghemat baterai

Perkiraan waktu hidup baterai pada gambar di atas terlalu optimis, tapi, pada kenyataannya, manfaat "Stamina Mode" memang lumayan terasa. Dalam mode ini, Xperia Z Ultra mampu bertahan hingga sekitar dua hari tanpa charger. 

Sisi negatifnya, ponsel hanya akan mengambil data dari koneksi seluler dan WiFi begitu "dibangunkan" dari kondisi Sleep. Ini berarti notifikasi dari media sosial dan update aplikasi bisa datang bertubi-tubi karena sebelumnya tidak diteruskan ke ponsel. 

Ingin lebih hemat lagi? Ada pilihan "Low Battery Mode" yang akan menekan penggunaan daya lebih jauh dengan mematikan beberapa fungsi non-vital.

Beralih ke ketangguhan fisik, salah satu kemampuan khusus yang dimiliki Xperia Z Ultra adalah ketahanan terhadap air dan debu. Berdasarkan spesifikasi dari Sony, perangkat ini mampu bertahan terendam air di kedalaman 1 meter selama 30 menit. 


oik yusuf/ kompas.com
Sony Xperia Z Ultra sanggup diajak berendam di air

Ketika terendam itu, layar Xperia Z Ultra tak bisa menerima input. Tapi pengguna masih bisa merekam video dengan menjalankan perekaman sesaat sebelum merendam ponsel di dalam air.

Perlu diperhatikan bahwa semua penutup konektor Xperia Z harus berada dalam keadaan tertutup rapat untuk mencegah air masuk, kecuali bagian konektor jack audio 3,5mm yang memang dibiarkan terbuka. Sebelum menancapkan headphone, pastikan lubang konektor tersebut sudah benar-benar kering.

Kamera

Unit kamera Xperia Z Ultra tak dilengkapi dengan lampu flash. Hal tersebut sepertinya merupakan indikasi bahwa Sony tidak  menekankan kemampuan fotografi pada perangkat ini. Mungkin itu lantaran ukurannya yang terbilang sangat besar sehingga canggung saat digunakan untuk memotret dan agak sulit untuk ditarik keluar dari saku secara spontan.


oik yusuf/ kompas.com
Tampilan apilkasi kamera pada Sony Xperia Z Ultra

Walaupun begitu, Xperia Z Ultra tetap bisa digunakan untuk mengambil gambar. Kameranya memiliki sensor 8 megapixel, dengan opsi pengaturan yang cukup lengkap di dalam aplikasi kamera, mencakup exposure compensation, ISO, white balance, metering, dan banyak lagi.

Hasil jepretannya terbilang biasa saja, kalau bukan kurang bagus untuk ukuran smartphone modern. Foto-foto dalam kondisi cahaya ideal sekilas terlihat indah. Tetapi ketika didekatkan akan terlihat bahwa detail yang terekam tidak sebagus atau setajam kamera ponsel lain yang setara. Terdapat artifak berupa kotak-kotak kecil yang mungkin muncul akibat kompresi JPEG dan noise reduction. 


oik yusuf/ kompas.com
Contoh hasil foto Sony Xperia Z Ultra pada kondisi outdoor
oik yusuf/ kompas.com
Crop 100 persen dari gambar di atas

Dalam kondisi dalam ruangan (indoor), kualitas hasil tangkapan gambar Xperia Z Ultra menurun dengan cepat. Noise reduction yang agresif membuat foto tampak seperti lukisan cat air. Warna-warna yang ditampilkan terlihat sedikit pucat. Tanpa flash, pengguna pun terpaksa bergantung sepenuhnya pada kemampuan low-light kamera yang tak terlalu bisa diandalkan.


oik yusuf/ kompas.com
Contoh hasil foto Sony Xperia Z Ultra dalam kondisi indoor
oik yusuf/ kompas.com
Crop 100 persen dari gambar di atas

Untuk gambar bergerak, Xperia Z Ultra bisa merekam video dengan resolusi 1080p dan frame rate 30 FPS. Hasilnya cukup bagus apabila direkam dalam kondisi cahaya ideal. 

Kesimpulan

Performa tinggi dan kapabilitas anti-air adalah pemanis yang menambah daya tarik, tapi menu utama Xperia Z Ultra adalah layarnya yang luar biasa besar untuk ukuran sebuah smartphone. Tak hanya besar, layar ini pun memukau dengan tampilan berkualitas tinggi.

Akan tetapi, ukurannya yang besar itu sekaligus bisa menjadi kelemahan bagi Xperia Z Ultra. Bagi beberapa orang, dimensi fisik yang bongsor ini mungkin terasa mengganggu dan tidak praktis. Ketika menelepon atau mengambil foto, misalnya, Xperia Z Ultra akan terasa canggung dan dijamin menarik perhatian orang lain di sekeliling.

Sony merancang lebar Xperia Z Ultra agar sesuai dengan ukuran paspor. Tujuannya supaya ponsel ini masih bisa masuk ke dalam kantung baju dan celana  yang memang menggunakan lebar paspor sebagai acuan. 


oik yusuf/ kompas.com
Karena berukuran besar, Xperia Z Ultra sulit dimasukkan ke dalam kantung baju ataupun celana

Meski lebarnya sesuai, Xperia Z Ultra terlalu tinggi untuk kantung baju sehingga bagian atasnya akan menyembul keluar, di kantung celana pun si bongsor ini terasa mengganjal. Mungkin akan lebih nyaman jika Xperia Z Ultra diselipkan ke saku jas bagian dalam atau tas.

Karena layar besarnya itu pula, Xperia Z Ultra bisa diangap sebagai gabungan dari smartphone dan tablet kecil, serta bisa menggantikan fungsi kedua perangkat tersebut sekaligus, sambil tetap muat di dalam kantung pakaian. Dilihat dari sudut pandang ini, harga kisaran Rp 7,5 juta yang dipatok untuk Xperia Z Ultra terdengar cukup masuk akal.

Persoalan suka atau tidak dengan layar besar sepenuhnya tergantung pada selera. Sebagian pengguna mungkin merasa tak nyaman dengan ukuran Xperia Z Ultra, tapi pengguna lain boleh jadi justru akan tertarik dengan hal tersebut. Pertanyaannya kemudian, yang manakah Anda?

Sony Xperia Z Ultra

Kelebihan:
+ Kinerja sangat tinggi dengan Snapdragon 800
+ Layar ekstra lega, kualitas tampilan sangat baik
+ Tahan air dan debu
+ Tipis dan ringan untuk perangkat seukurannya
+ Tak memerlukan stylus khusus

Kekurangan:
- Ukuran besar sedikit merepotkan saat membawa dan memakai perangkat
- Kualitas kamera rendah dan tidak dibekali LED flash
- Tak semua alat tulis bisa digunakan dengan mulus sebagai stylus, tidak ada fitur pressure sensitive
- Scaling user interface membuat tampilan beberapa aplikasi terlihat aneh, teks berukuran relatif kecil


Spesifikasi:
- Ukuran layar: 6 inci (1920x1080), kepadatan pixel 344ppi.
- Tipe layar: LCD TFT, dengan teknologi Triluminos
- Prosesor: Qualcomm Snapdragon 800, quad-core 2,2GHz. GPU Adreno 330
- RAM: 2GB
- Storage internal: 16GB
- Ekspansi storage: micro-SD hingga 64GB
- Dimensi fisik: 179 x 92 x 6,5 mm
- Bobot: 212 gram
- Konektivitas: GSM, HSDPA, Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, DLNA, LTE , Bluetooth 4.0, NFC, micro-USB.
- Kamera: 8 megapixel, 2 megapixel (depan)
- Kapasitas baterai: 3000 mAh
- Pilihan warna: hitam, putih, ungu


via tekno.kompas.com/

Pantai Ulee Lheue, Pesona Indah di Hempasan Tsunami


Pantai Ulee Lheue, Aceh, merupakan kawasan wisata yang terkena dampak parah saat tsunami 2004.  Meski sempat meluluhlantakkan hampir seluruh desa ini, Pantai Ulee Lheue tetap memancarkan pesona indah.

Pada 26 Desember 2004, terjadi gempa bumi dahsyat di Samudra Hindia, lepas pantai barat Aceh. Gempa terjadi pada pukul 07.58 WIB. Pusat gempa terletak pada kurang lebih 160 km sebelah barat Aceh sedalam 10 kilometer.

Gempa berkekuatan 9,3 skala Richter ini disebut terdahsyat dalam kurun 40 tahun terakhir yang menghantam Aceh Sumatera Utara, Pantai Barat Semenanjung Malaysia, Thailand, Pantai Timur India, Sri Lanka, bahkan sampai Pantai Timur Afrika.

Gempa yang mengakibatkan ombak tsunami setinggi 9 meter ini menewaskan sekira 230.000 penduduk di delapan negara. Bencana ini merupakan kematian terbesar sepanjang sejarah.


Indonesia, Sri Lanka, India, dan Thailand merupakan negara dengan jumlah kematian terbesar. Di Indonesia, gempa menelan lebih dari 126.000 korban jiwa. Puluhan gedung hancur oleh gempa utama, terutama di Meulaboh dan Banda Aceh di ujung Sumatra. Di Banda Aceh, sekitar 50 persen bangunan rusak terkena tsunami. Tetapi, kebanyakan korban disebabkan oleh tsunami yang menghantam pantai barat Aceh dan Sumatra Utara.


Salah satu wilayah yang paling parah terkena bencana tsunami adalah Ulee Lheue, sebuah desa kecil di Kota Banda Aceh. Ulee Lheue terletak di tepi pantai, sehingga ketika tsunami menghempas, hampir seluruh desa ini ditelan ombak tingginya. 


Ulee Lheue memiliki sebuah pelabuhan yang menjadi jalan bagi para wisatawan mencapai Pulau Weh di ujung Pulau Sumatra. Untuk mencapai Pulau Weh, wisatawan dapat menggunakan kapal motor cepat Pulo Rondo dengan tarif Rp50 ribu.

Sepanjang perjalanan menuju Pelabuhan Ulee Lheue, Anda dapat melihat banyak rumah dan bangunan yang hancur akibat tsunami. Banyak pembangunan yang dibuat oleh lembaga bantuan asing, namun kawasan ini belum cukup ramai dengan penduduk. Mereka masih trauma dengan musibah tsunami. 


Meski begitu, Pantai Ulee Lheue masih terlihat begitu cantik pascatsunami. Bila air surut, akan nampak karang-karang di perairannya, dan di kejauhan terlihat panorama bukit yang asri. Di kejauhan ada pula menara mercusuar setinggi 100 meter yang terlihat hancur, menyisakan tiangnya saja. 


Pascatsunami, kawasan Ulee Lheue dibenahi oleh pihak Pemerintah Kota Banda Aceh dengan membangun tanggul pengaman dan jalan dua jalur yang menghubungkan Banda Aceh menuju pelabuhan penyeberangan. Bila malam hari lampu warna-warni menghiasi indahnya kawasan ini.


Pantai Ulee Lheue juga mempunyai wahana permainan air yang bisa membuat anak-anak bermain dengan ceria. Ulee Lheue sejak zaman dahulu telah menjadi situs penting bagi masyarakat Banda Aceh, baik sebagai tempat rekreasi maupun sebagai pelabuhan penting.

Panorama di pantai Cermin Ulee Lheue ini amat memikat. Siang hari bagaikan lukisan alam berupa teluk yang dihiasi barisan pegunungan di sebelah selatan serta pulau-pulau kecil di kejauhan, tak kalah cantik saat matahari terbenam.


Pengunjung Cermin Ulee Lheue selain dapat menimati keindahan suasana pantai yang berair tenang, bisa juga memancing ikan karang seperti ikan kerapu atau rambe. Atau bahkan bagi para fishing addict, Anda bisa koordinasi dengan nelayan setempat untuk meminjam atau menyewa perahu dan memancing ke laut.


via travel.okezone.com

Museum Tsunami Aceh, Museum Tsunami pertama kali di Indonesia dengan desain yang unik


Museum Tsunami Aceh, di Banda Aceh, Indonesia, adalah sebuah museum yang dirancang sebagai monumen simbolis untuk bencana gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004 sekaligus pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat andai tsunami terjadi lagi.

Museum Tsunami Aceh dirancang oleh arsitek asal Indonesia, Ridwan Kamil. Museum ini merupakan sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m² yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Di dalamnya, pengunjung masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua dinding air yang tinggi — untuk menciptakan kembali suasana dan kepanikan saat tsunami. Dinding museum dihiasi gambar orang-orang menari Saman, sebuah makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh.

Dari atas, atapnya membentuk gelombang laut. Lantai dasarnya dirancang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan tsunami.Bangunan ini memperingati para korban, yang namanya dicantumkan di dinding salah satu ruang terdalam museum, dan warga masyarakat yang selamat dari bencana ini.

Selain perannya sebagai tugu peringatan bagi korban tewas, museum ini juga berguna sebagai tempat perlindungan dari bencana semacam ini di masa depan, termasuk "bukit pengungsian" bagi pengunjung jika tsunami terjadi lagi.

Pameran di museum ini meliputi simulasi elektronik gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004, serta foto korban dan kisah yang disampaikan korban selamat.

via id.wikipedia.org

Masjid Raya Baiturrahman, Mesjid bersejarah dan megah

Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh, merupakan Masjid yang memiliki lembaran sejarah tersendiri, Masjid ini berada tepat di jantung kota Banda Aceh, Propinsi Aceh. Nama Masjid Raya Baiturrahman ini berasal dari nama Masjid Raya yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1022 H/1612 M. Mesjid raya ini memang pertama kali dibangun oleh pemerintahan Sultan Iskandar Muda, namun telah terbakar habis pada agresi tentara Belanda   kedua pada bulan shafar 1290/April 1873 M, dimana dalam peristiwa tersebut tewas Mayjen Khohler yang kemudian diabadikan tempat tertembaknya pada sebuah monumen kecil dibawah pohon ketapang/geulumpang dekat pintu masuk sebelah utara mesjid.
Empat tahun setelah Masjid Raya Baiturrahman itu terbakar, pada pertengahan shafar 1294 H/Maret 1877 M, dengan mengulangi janji jenderal Van Sweiten, maka Gubernur Jenderal Van Lansberge menyatakan akan membangun kembali Masjid Raya Baiturrahman yang telah terbakar itu. Pernyataan ini diumumkan setelah diadakan permusyawaratan dengan kepala-kepala Negeri sekitar Banda Aceh. Dimana disimpulkan bahwa pengaruh Masjid sangat besar kesannya bagi rakyat Aceh yang 100% beragama Islam.
Janji tersebut dilaksanakan oleh Jenderal Mayor Vander selaku Gubernur Militer Aceh pada waktu itu. Dan tepat pada hari Kamis 13 Syawal 1296 H/9 Oktober 1879 M, diletakan batu pertamanya yang diwakili oleh Tengku Qadhi Malikul Adil. Masjid Raya Baiturrahman ini siap dibangun kembali pada tahun 1299 Hijriyah bersamaan dengan kubahnya hanya sebuah saja.
Pada tahun 1935 M, Masjid Raya Baiturrahman ini diperluas bahagian kanan dan kirinya dengan tambahan dua kubah. Dan pada tahun 1975 M terjadinya perluasan kembali. Perluasan ini bertambah dua kubah lagi dan dua buah menara sebelah utara dan selatan. Dengan perluasan kedua ini Masjid Raya Baiturrahman mempunyai lima kubah dan selesai dekerjakan dalam tahun 1967 M.
Dalam rangka menyambut Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tingkat Nasional ke-XII pada tanggal 7 s/d 14 Juni 1981 di Banda Aceh, Masjid Raya diperindah dengan pelataran, pemasangan klinkers di atas jalan-jalan dalam pekarangan Masjid Raya. Perbaikan dan penambahan tempat wudhuk dari porselin dan pemasangan pintu krawang, lampu chandelier, tulisan kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an dari bahan kuningan, bagian kubah serta intalasi air mancur di dalam kolam halaman depan.
Dan pada tahun 1991 M, dimasa Gubernur Ibrahim Hasan terjadi perluasan kembali yang meliputi halaman depan dan belakang serta masjidnya itu sendiri. Bagian masjid yang diperluas, meliputi penambahan dua kubah, bagian lantai masjid tempat shalat, ruang perpustakaan, ruang tamu, ruang perkantoran, aula dan ruang tempat wudhuk, dan 6 lokal sekolah. Sedangkan perluasan halaman meliputi, taman dan tempat parkir serta satu buah menara utama dan dua buah minaret.
Dilihat dari sejarah, Masjid Raya Baiturrahman ini mempunyai nilai yang tinggi bagi rakyat Aceh, karena sejak Sultan Iskandar Muda sampai sekarang masih berdiri megah di tengah jantung kota Banda Aceh. Mesjid Raya ini mempunyai berbagai fungsi selain shalat, yaitu tempat mengadakan pengajian, perhelatan acara keagamaan seperti maulid Nabi Besar Muhammad SAW, peringatan 1 Muharram, Musabaqah Tilawatil Qur’an, tempat berteduh bagi warga kota serta para pendatang dan salah satu obyek wisata Islami.
Pada saat terjadi gempa dan tsunami (26 Desember 2004) yang meluluh-lantakkan sebagian wilayah Aceh, mesjid ini selamat tanpa kerusakan yang berarti dan banyak warga kota yang selamat di sini. Kawasan/lingkungan mesjid ini juga dijadikan kawasan syariat Islam, jadi sebaiknya kita jaga dan jangan dikotori oleh perbuatan-perbuatan yang melecehkan mesjid serta melanggar syariat Islam.
via atjehlink.com